LAMBHUJUT-MEDIA.COM - Resume 2.1 Moderasi Beragama dan Pembangunan Nasional oleh Prof. Dr. Abu Rokhmad (Plt. Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama)
oleh Prof. Dr. Abu Rokhmad (Plt. Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Resume Video 2.1 Moderasi Beragama dan Pembangunan Nasional (pintar.kemenag.go.id) |
Shalom, Om Swastyastu, namo buddhaya, salam kebajikan, salam kebajikan, salam sejahtera untuk kita semua, semangat pagi sobat pelatihan, bagaimana kabar anda hari ini, semoga kita selalu dalam keadaan sehat walafiat tanpa ada suatu halangan apapun.
Sobat pelatihan pada kesempatan hari ini saya ingin mengajak sobat patihan untuk memahami posisi Kementerian Agama dalam pembangunan bidang agama di Indonesia. Materi ini sangat penting, karena dengan memahami posisi ini maka kita akan bisa menempatkan diri dengan tepat dan tidak mengganggu posisi orang lain. Sobat pelatihan yang saya hormati, mengapa materi pembangunan di bidang agama sangat penting karena ada dua hal.
Pertama adalah karena bangsa ini adalah bangsa yang religious, bangsa ini sudah menempatkan agama menjadi bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari, bangsa ini telah menempatkan agama sebagai sumber nilai utama bagi kehidupan bangsa.
Yang kedua pembangunan bidang agama sangat dibutuhkan karena ini merupakan amanah dari cita-cita konstitusi kita, sekaligus pembangunan bidang agama merupakan bagian dari nawacita atau revolusi mental dari bapak Presiden Republik Indonesia.
Sobat pelatihan yang saya hormati, pertama saya ingin menjelaskan mengenai bagaimana relasi atau hubungan agama dengan negara. Founding Father kita bapak pendiri bangsa kita, dulu telah melakukan berbagai macam kajian, berbagai macam pembahasan, termasuk juga usaha-usaha spiritual untuk memilih mana dasar negara yang tepat bagi bangsa Indonesia yang memiliki keragaman agama, keyakinan, suku dan seterusnya. Bangsa Indonesia tidak memilih negara ini dipisahkan antara agama dan negara, karena kalau urusannya dipisahkan antara agama dengan negara, negara urusan negara, negara sama sekali tidak mengurusi masalah-masalah agama dan agama betul-betul menjadi urusan keluarganya atau urutan umat beragama, maka itulah yang disebut dengan negara sekuler, di sisi yang lain para pendiri bangsa juga tidak memilih negara teokrasi, dimana urusan negara dan urusan agama menjadi satu, urusan negara ya urusan agama, urusan agama juga merupakan urusan negara, tidak bisa dipisahkan, negara sekuler maupun negara demokrasi bukan merupakan pilihan yang ideal oleh Bapak pendiri bangsa dinyatakan seperti itu, lalu kemudian Bapak pendiri bangsa menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara Pancasila, meskipun Indonesia bukan negara agama, tetapi Indonesia memberikan perhatian, memberikan fasilitasi kepada kehidupan seluruh umat beragama, sehingga lahirnya Kementerian Agama adalah wujud dari keseriusan negara ini di dalam rangka memberikan fasilitasi, memberikan bantuan, dan ikut mengembangkan kehidupan umat beragama yang harmonis.
Sobat pelatihan yang saya hormati, berikutnya Saya ingin menjelaskan mengenai betapa bangsa Indonesia ini merupakan bangsa yang sangat beragam, sukunya beragam, agamanya beragam, keyakinan beragam, bahasanya juga beragam, keragaman bangsa ini merupakan bagian dari sejarah kebangsaan yang tidak mungkin kita lupakan, dan oleh karena itu, kalau kita berbicara tentang 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila, undang-undang dasar 1945, kemudian Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan satu aspek yang sangat penting empat-empatnya harus ada, maka ini disebut dengan empat pilar karena kalau salah satunya saja tidak ada salah satu pilarnya itu misalnya rusak itu akan menyebabkan bangunan kebangsaan Indonesia menjadi roboh, salah satunya tidak ada misalnya Bhinneka Tunggal Ika hanya tidak ada keragaman akan kita seragamkan misalnya maka itu bisa mempengaruhi salah satu pilar bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Oleh karena itu keragaman yang ada di Indonesia, keragaman agama, keragaman keyakinan, suku, bangsa, dan seterusnya, itu harus kita jaga, harus kita rawat, sebab dengan kita jaga dan kita rawat, sekaligus ini merawat bangsa Indonesia dan merawat Indonesia, sukur-sukur sampai hari akhir, merawat keragaman, merawat kebhinekaan, juga sesungguhnya merupakan bagian dari upaya kita untuk mengajarkan, agama kita dimana agama kita juga telah memberitahukan kepada umatnya bahwa Tuhan menciptakan manusia itu berbangsa-bangsa, bersuku-suku, supaya kita bisa saling mengenal.
Sobat pelatihan yang saya hormati, berikutnya aspek yang perlu sobat pelatihan diketahui adalah mengenai toleransi, toleransi bisa kita artikan sebagai keberanian kita untuk menghormati dan untuk menghargai orang yang berbeda, toleransi adalah bagian dari nilai-nilai bangsa kita bangsa Indonesia, toleransi juga merupakan bagian dari ajaran agama kita, oleh karena itu kalau kita toleran kepada orang lain, kalau kita hidup berdampingan, rukun, dan damai dengan orang lain sesungguhnya itu merupakan bagian dari pengamalan kita kepada ajaran agama kita, penghormatan kita kepada orang lain, penghargaan kita kepada orang yang berbeda, juga merupakan bagian dari pengamalan kita kepada Pancasila sebagai dasar negara kita, oleh karena itu, sobat pelatihan yang saya hormati, jangan ragu untuk bersikap toleran kepada orang yang berbeda dan jangan pernah takut dikatakan kalau kita toleran berarti kita memiliki akidah yang lembek, atau kita memiliki keyakinan yang rapuh, keimanan yang tidak kuat, bukan, justru orang yang toleran adalah orang yang memiliki akidah yang kuat, dia juga memiliki keimanan yang tangguh, dan dia betul-betul melaksanakan ajaran agamanya secara berpotensi.
Berikutnya, yang ingin kami Jelaskan kepada sobat pelatihan semua adalah mengenai moderasi beragama, moderasi beragama merupakan salah satu program prioritas dari Menteri Agama Republik Indonesia Kyai Haji Yaqut Cholil Qoumas, merupakan salah satu program prioritasnya, yaitu penguatan moderasi beragama, moderasi beragama secara simple, secara sederhana, kita bisa artikan sebagai sikap atau perilaku agama yang tidak ekstrim kiri, atau tidak ekstrim kanan, orang yang moderan secara agama berarti orang yang tidak mengamalkan agamanya secara ekstrim, nah ini menjadi penting di dalam moderasi beragama ada empat indikator pertama, adalah anti kekerasan setiap persoalan, apapun persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini, tidak boleh diselesaikan dengan kekerasan, secara dialog, penyelesaian secara damai, itulah yang diutamakan itu merupakan ciri moderasi beragama yang pertama yang kedua adalah toleran, orang yang moderan adalah orang yang berani menghormati dan menghargai orang yang berbeda agama dengan agama kita, orang yang toleran bukanlah orang yang membenarkan atau meyakini dari kebenaran agama mereka, orang yang toleran juga tidak mencampur adukkan akidah atau tidak ganti-ganti agama, dari satu agama keagamaan yang lain, orang yang toleran adalah orang yang berani menghargai dan mengakui keberadaan orang yang berbeda dengan agama kita, yang ketiga indikator moderasi beragama adalah komitmen, komitmen kepada bangsa ini atau komitmen kebangsaan, orang yang beragama tidak boleh menjadi musuh negaranya, dimanapun dia berada, maka umat beragama itu harus setia kepada negara yang selama ini menjadi tumpuan hidupnya, orang yang beragama tidak boleh memusuhi negaranya, orang yang beragama harus mencintai negaranya, karena itulah kemudian di dalam konteks umat Islam di Indonesia dikembangkan satu doktrin misalnya permintaan kepada bangsa dan negara itu dengan Hubbul Waton Minal Iman cinta kepada tanah air adalah bagian dari iman, yang keempat indikator dari moderasi beragama adalah ramah terhadap budaya local, kita tahu bahwa setiap bangsa, setiap masyarakat, setiap suku, itu memiliki budayanya masing-masing, masing-masing memiliki tradisi, memiliki kebiasaan yang berbeda satu dengan yang lain, budaya merupakan bagian dari kehidupan bangsa Indonesia, budaya merupakan jati diri bangsa, budaya setiap orang, setiap bangsa, setiap suku, harus kita berani untuk menghargai dan menghormatinya, kalau kita sedang melihat budaya lokal maka semata-mata jangan menggunakan kacamata aqidah agama kita, karena kalau begitu kita menggunakan kacamata aqidah kita untuk menilai suatu budaya maka hampir semua budaya itu pasti salah maka kemudian kalau kita melihat budaya gunakan kacamata budaya, kalau kita mau mengukur budaya maka gunakanlah ukuran-ukuran yang sebanding atau segelombang dengan kinerja itu, maka nanti kita akan menghargai betapa budaya itu sangat penting bagi orang-orang yang hidup di wilayah tersebut.
Bapak dan Ibu guru sobat pelatihan yang sangat kami hormati, demikianlah materi kita hari ini tentang pembangunan di bidang agama, supaya kita tahu persis posisi kita baik sebagai ASN, Kementerian Agama, maupun sebagai warga negara, pesan saya kepada Bapak dan ibu sobat pelatihan semua, teruslah bersemangat mengikuti pelatihan ini sampai selesai, jangan ada satupun materi dari pelatihan ini yang terlewatkan, saya berdoa semoga Bapak dan Ibu sobat pelatihan selalu dalam keadaan sehat walafiat selama mengikuti pelatihan ini tanpa ada suatu halangan apapun selalu sukses, selalu Bahagia, dalam menjalankan semua tugas dan aktivitas, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, Om Swastyastu, namo buddhaya, salam kebajikan, salam sejahtera untuk kita semua
Salam Admin
Untuk vidio bisa klik >>> DISINI >>>