LAMBHUJUT-MEDIA.COM - Resume Video 3.3 Pembelajaran Kurikulum Merdeka pada Madrasah bagian 1 (pintar.kemenag.go.id)
Oleh Dr. Amiroh Ambarwati, S.Pd., MA
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Resume Video 3.3 Pembelajaran Kurikulum Merdeka pada Madrasah bagian 1 (pintar.kemenag.go.id) |
Apa kabar sobat Pelatihan, pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan materi perencanaan pembelajaran kurikulum merdeka di Madrasah, sahabat pelatihan yang berbahagia, pada materi ini, kita akan mempelajari beberapa poin, yang pertama yaitu pembelajaran paradigma baru, poin kedua konsep pembelajaran, poin ketiga pengorganisasian pembelajaran, dan poin yang keempat adalah pembelajaran berdiferensiasi.
Sobat pelatihan yang berbahagia, sebelum kita melanjutkan pada pembahasan yang pertama ada beberapa hal yang perlu saya ajak sobat pelatihan semuanya melakukan Muhasabah, yang pertama apakah selama ini pembelajaran di Madrasah sudah memperhatikan konteks serta ciri madrasah dan daerah, yang kedua Apakah pelaksanaan pembelajaran dan assessmen selama ini yang dilaksanakan di Madrasah telah mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, yang ketiga Apakah peserta didik sudah merasa bahwa mereka ikut memiliki pembelajaran yang selama ini diselenggarakan oleh gurunya di kelas.
Sobat pelatihan yang saya banggakan berdasarkan ketika pertanyaan tersebut, mari kita lihat bahwa, pembelajaran paradigma baru sesungguhnya bukanlah sesuatu yang benar-benar baru, pembelajaran paradigma baru pada hakikatnya adalah sebuah interaksi pembelajaran, sebuah penyelenggaraan pembelajaran yang berpusat, berfokus pada hak belajar peserta didik, oleh karena itu, guru di dalam melaksanakan pembelajaran di kelas hendaknya memperhatikan karakteristik peserta didiknya, dan dalam kurikulum Merdeka ini, guru mendapat kesempatan untuk bebas merumuskan tujuan pembelajaran yang tentu saja harus memperhatikan peserta didiknya, setelah merumuskan tujuan pembelajaran, diharapkan guru mampu mendesain pembelajaran, merancang assessment yang harus melihat seperti apa dan siapa peserta didik yang difasilitasi pembelajarannya.
Sahabat pelatihan dalam memfasilitasi kebutuhan peserta didik inilah, guru juga perlu memperhatikan apakah di kelasnya dan juga di madrasahnya terhadap peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus, ketika seorang guru mengetahui bahwa di kelasnya terdapat peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus, maka guru harus memberikan layanan pembelajaran yang akomodatif, agar setiap peserta didik apakah mereka memiliki kebutuhan khusus ataupun tidak, mereka tetap bisa belajar mereka bisa berkembang mengembangkan potensinya sesuai yang Tuhan anugerahkan.
Sahabat pelatihan terkait dengan paradigma pembelajaran baru tersebut, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh para guru, yang pertama yaitu guru ketika akan merancang pembelajaran diharapkan mampu merancang dengan memperhatikan karakteristik peserta didiknya, disadari bahwa peserta didik itu memiliki kondisi, memiliki kesiapan belajar yang berbeda, maka agar setiap peserta didik mendapatkan hak belajarnya, yang pertama harus dilakukan oleh guru adalah mengetahui apa dan siapa peserta didiknya akan mereka dapat belajar secara efektif, pakah peserta didiknya itu memiliki kesiapan belajar yang sama, apakah minat mereka dalam pembelajaran itu sama, apakah profile atau gaya belajar mereka itu sama, setidaknya tiga hal mendasar inilah yang harus dihimpun oleh guru agar karakteristik belajar peserta didiknya dapat dipahami dengan baik.
Baik Bapak Ibu, prinsip yang kedua dari pembelajaran adalah membangun pembelajar sepanjang hayat salah satu kritik yang dilontarkan pada kurikulum yang sudah terlaksana selama ini adalah bahwa guru masih belum maksimal di dalam memberikan bekal keterampilan hidup, oleh karena itu pada kesempatan kali ini yaitu dalam implementasi kurikulum Merdeka diharapkan peserta didik itu diberikan kesempatan, diberikan fasilitasi agar mereka memiliki keterampilan, kecakapan untuk mereka menjadi bagian dari komunitas masyarakat, prinsip yang ketiga yaitu mengembangkan atau fokus pada pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik.
Sobat pelatihan yang berbahagia, selama ini ada kecenderungan ketika guru masuk ke dalam kelas, maka fokusnya bukan dan tidak selalu untuk memaksimalkan kompetensi siswanya, namun yang dipikirkan masih cenderung pada beban muatan materi yang terlalu sarat, sehingga ketika masuk ke kelas, guru itu berpikirnya cenderung, yaitua apakah materi saya masih banyak, ataukah tinggal sedikit, waktu saya yang tersisa untuk masuk kelas itu masih banyak, ataukah tinggal sedikit, sehingga fokus tugas guru untuk memaksimalkan penguasaan kompetensi cenderung sedikit tersisihkan, walaupun bukan berarti diabaikan sama sekali, itu yang pertama, yang kedua bahwa ketika siswa belajar, sesungguhnya yang dipelajari bukan hanya sekadar pengetahuan, keterampilan, namun yang mendasar dan tidak kalah pentingnya adalah penguatan karakter, oleh karenanya pada implementasi kurikulum Merdeka kedua hal ini yaitu kompetensi dan penguatan karakter harus diimbangi, harus dikembangkan secara maksimal dan bersamaan, prinsip yang keempat yaitu kurikulum Merdeka ini ketika nanti guru merancang pembelajaran, maka hendaknya dirancang secara kontekstual, seperti apa kondisinya, mereka di mana tinggal peserta didik itu, kemudian agar guru tidak merasa dia itu berjuang sendiri untuk memberikan layanan kepada peserta didik, maka dipersilahkan guru itu membangun komunikasi yang harmonis agar seluruh pihak terlibat, salah satunya yaitu keterlibatan orang tua siswa dan juga komunitas sebagai Mitra pembelajaran, yang terakhir, yaitu berorientasi pada masa depan, belajarnya peserta didik saat ini sesungguhnya bukan hanya untuk kepentingan penguasaan kompetensi hari ini, namun yang lebih penting lagi adalah Bagaimana menyiapkan mereka menjadi Generasi masa depan bangsa, oleh karena itu bapak ibu di dalam interaksi pembelajaran hendaknya aktivitas pembelajaran, konten-konten materi pembelajaran diarahkan untuk memberikan keterampilan bagi peserta didik untuk siap menjadi bagian dari komunitas masyarakatny.
Sobat pelatihan yang berbahagia, di dalam implementasi kurikulum merdeka di Madrasah utamanya dalam pelaksanaan pembelajaran ada sebuah siklus yang perlu diperhatikan bahwa siklus tersebut orientasi utamanya adalah untuk mencapai target kurikulum, target kurikulum ini nanti akan dikembangkan oleh para guru menjadi sejumlah tujuan pembelajaran, nah di dalam melaksanakan tujuan pembelajaran tersebut ada dua aspek yang tidak boleh dipisahkan yaitu pembelajaran dan assessment, jadi ketika guru merencanakan sebuah tujuan pembelajaran untuk siswanya, maka guru harus terlebih dahulu melakukan assessment awal, mengapa karena melalui assesment awal ini diharapkan guru itu tahu yang akan difasilitasi belajar itu sesungguhnya siswa yang bagaimana, agar mereka nanti mampu mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan mereka itu dapat belajar dalam situasi yang seperti apa, minat belajar mereka itu seperti apa, kemudian profile belajarnya seperti apa, inilah pentingnya guru sebelum melaksanakan pembelajaran mengawali dengan assessment awal, atau boleh disebut dengan assesment diagnostic, ketika guru sudah mengetahui profile siswanya, maka berikutnya tujuan pembelajaran yang tadi ditetapkan disiapkan perencanaan pembelajarannya, nah ketika di awal tadi guru mengetahui bahwa peserta didiknya memiliki karakteristik yang berbeda, maka desain pembelajaran yang dilakukan juga diharapkan mengikuti atau menyesuaikan karakteristik perbedaan peserta didiknya, di point inilah urgensi dan hal yang paling mendasar dari kurikulum Merdeka yaitu teaching at the right level atau guru membelajarkan peserta didiknya sesuai dengan level kemampuan mereka, nah untuk tahu apakah siswa itu atau peserta didik itu telah mampu belajar dengan efektif atau belum, apakah untuk menuju ke tujuan pembelajaran yang ditetapkan itu sudah maksimal atau belum, seiring dengan berlangsungnya pembelajaran guru harus kembali melakukan assessment selama dan mengiringi proses pembelajaran, sehingga jangan sampai siswa itu dikatakan tidak mampu atau belum tuntas diakhir pembelajaran, tanpa dikawal dan diiringi dengan treatment yang mereka butuhkan selama proses pembelajaran. Baik, setelah melaksanakan pembelajaran maka berikutnya guru perlu melakukan assesmen diakhir tujuan pembelajarannya, nilah yang disebut dengan assesment sumatif, adapun yang dilakukan diawal itu tadi disebut sebagai assessment formatif, assessment formatif itu dilakukan sebelum guru mengawali pembelajaran dan sambil melaksanakan pembelajaran, guru juga menyelenggarakan pembelajaran.
Sobat pelatihan yang berbahagia, setelah ini ada beberapa pertanyaan lagi yang perlu kita jadikan sebagai bahan renungan sebelum nanti saya menyampaikan apa yang perlu sobat lakukan saat akan menyiapkan rancangan pembelajaran, yang pertama, apakah selama ini saat para guru menentukan ketercapaian kompetensi peserta didiknya, landasan apa yang digunakan sesungguhnya, yang kedua bagaimana pola yang digunakan oleh guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, apakah mengikuti buku, ataukah merancang pembelajaran secara mandiri, setidaknya dua hal ini merupakan pertanyaan mendasar sebelum nanti kita masuk pada perencanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka, karena saat ini di dalam rancangan kurikulum Merdeka guru tidak akan lagi bertemu dengan pemilahan atau pengelompokan kompetensi, menjadi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, ataupun kompetensi keterampilan, Namun semua dimensi pembelajaran tersebut diintegrasikan ke dalam sebuah capaian pembelajaran, atau boleh disingkat dengan cp, cp atau capaian pembelajaran sesungguhnya adalah sebuah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik pada setiap Fase, ini yang berbeda karena kemarin dalam kurikulum 2013 guru belum mengenal ada istilah fase, ketika membelajarkan siswanya yang dihadapi oleh guru adalah KD atau kompetensi dasar dan itu sangat spesifik beda mata pelajaran beda tingkat beda jenjang berbeda tapi sekarang dengan adanya capaian pembelajaran lingkupnya adalah satu fase, dan satu fase itu dimungkinkan melingkupi satu, dua, bahkan tiga kelas sekaligus, adapun mengenai fase tersebut terbagi menjadi beberapa tahapan, mulai dari fase pondasi untuk peserta didik yang ada di jenjang ra, fase A melingkupi MI untuk kelas 1 dan 2 fase B itu untuk MI kelas 3 dan 4 fase C itu untuk MI kelas 5 dan 6, kemudian fase D ini satu-satunya fase yang melingkupi sekaligus 3 kelas yaitu kelas 7 8 9, dilanjutkan dengan fase E di jenjang Aliyah yaitu di kelas 10 saja dan ini menjadi satu-satunya fase yang hanya memuat setingkat atau satu kelas, yang terakhir adalah fase F yaitu untuk jenjang MA atau MAK yang berada di kelas 11 dan 12,
Baik sobat pelatihan yang berbahagia, setelah nanti guru mengetahui pada fase di mana dia bertugas Dia memiliki capaian pembelajaran yang nanti harus disampaikan pada peserta didiknya sebagai target belajar, maka ada tahapan, ada sebuah alur yang harus dilaksanakan yang pertama yaitu masing-masing CP di setiap fase itu oleh guru yang berada dalam fase yang sama, harus memahami konten yang ada di dalam CP itu meliputi atau terdiri dari apa saja, kemudian yang kedua setelah memahami konteks dan konten CP nya di masing-masing maple, maka berikutnya tugas guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran, nah mengenai perumusan tujuan pembelajaran dari CP kemudian nanti alur berikutnya, yaitu menyusun alur tujuan pembelajaran menjadi ATP akan ada sesi khusus yang akan membawa sobat pelatihan semuanya memahami lebih detail, berikutnya setelah nanti guru memiliki rumusan TP maka TP tersebut harus diurutkan sehingga urutan tersebut nanti menjadi alur tujuan pembelajaran yang linier tentu saja, nah berdasarkan alur tujuan pembelajaran inilah, nanti guru berikutnya diharapkan mampu merancang pembelajaran yang memahami dan memfasilitasi diferensiasi kebutuhan belajar peserta didiknya.
Sobat pelatihan yang berbahagia, tujuan pembelajaran sebagaimana halnya capaian pembelajaran, setidaknya ada dua aspek atau dua komponen yang harus dipahami, yaitu satu kompetensi apa yang ada di dalam tujuan pembelajaran, atau sebelumnya dikembangkan dari capaian pembelajaran, kompetensi ini bisa memuat kompetensi dalam lingkup pengetahuan, bisa juga dalam lingkup keterampilan, begitu juga kompetensi sikap, dan apabila pembahasannya adalah pada capaian pembelajaran maka ketiga kompetensi ini dibangun secara harmonis menjadi satu kesatuan kompetensi, kemudian satu lagi mengingat bahwa nanti belajarnya peserta didik itu harus spesifik, maka spesifikasi pembelajaran diantaranya ada lingkup materi, maka nanti guru akan merumuskan tujuan pembelajaran dari sebuah CP dua hal mendasari ini yaitu kompetensi dan lingkungan materi tidak boleh diabaikan,
Baik Bapak Ibu inilah diantara yang paling mendasar dari pembelajaran berdiferensiasi, elamat menunaikan tugas Bapak Ibu yang mulia, tetap semangat mengikuti pelatihan ini dan video-video selanjutnya bismillah, Allah akan menyertai niatan baik kit.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam Admin
Untuk vidio bisa klik >>> DISINI >>>